Rabu, 16 November 2016

Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mencapai Proklamasi Kemerdekaan

A.  Kekejaman Kolonial Belanda Dan Reaksi Dari Rakyat Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dianugrahi kesuburan dan kekayaan alam yang luar biasa. Sejak jaman kerajaan bangsa kita telah melakukan perdagangan dengan negara-negara Asia, Eropa maupun Afrika. Sebelum para penjajah datang di Indonesia, kehidupan yang berlangsung dalam masyarakat berjalan dengan seimbang dan damai.
Pada awalnya Belanda datang ke Indonesia bukan untuk menjajah namun untuk berdagang rempah-rempah karena rempah-rempah tidak bisa didapatkan di negara mereka. Pada saat itu Belanda mendapatkan sambutan yang hangat dari bangsa Indonesia. Namun setelah itu mereka ingin menguasai sendiri pasar rempah rempah tersebut dan bukan hanya itu mereka bahkan ingin menjadikan negara kita menjadi negara jajahan mereka karena dengan menguasai pasar rempah mereka akan mendapatkan kekayaan yang luar biasa. Apa yang dilakukan oleh Belanda sungguh kejam mereka hanya ingin mendapatkan kekayaan hasil bumi indonesia namun mereka tidak memperhatikan nasib penduduk pribumi yang telah mereka injak-injak harga dirinya dengan semua kebijakannya. Berbagai cara dilakukan untuk mempertahanakan eksistensi mereka di indonesia dari politik tanam paksa, politik adu domba dan kekejaman lain yang membuat rakyat indonesia menjadi semakin merana dan menderita.
Melihat kondisi rakyat yang semakin hari semakin tertindas maka munculah perlawanan yang dilakukan oleh rakyat indonesia. Pada saat itu perlawanan masih dilakukan secara kedaerahan misalnya perlawanan Pangeran Diponegoro, perlawanan Tuanku Imam Bonjol, perlawanan Untung Suropati, Pattimura, Cut Nya Dien, Sultan Hasanuddin dan masih banyak lagi perlawanan yang lain. Namun karena masih bersifat lokal maka perlawanan tersebut dengan mudah dihentikan oleh Belanda.
b.   Munculnya Organisasi Pergerakan Nasional
Setelah sekian lama mengalami kegagalan dalam menaklukkan Belanda, bangsa Indonesia akhirnya menyadari kesalahan mereka. Untuk melawan Belanda bukan sekedar bermodal keberanian namun dan senjata namun perlu sebuah perencanaan yang matang agar perjuangan mereka lebih berarah dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia sepakat untuk mendirikan organisasi-organisasi pergerakan nasional. Sehingga mulai saat itu perjuangan yang semula bersifat kedaerahan dan perjuangan fisik berubah menjadi perjuangan melalui organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pergerakan nasional yang pertama muncul, yaitu Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Setelah organisasi tersebut berdiri, maka muncul pergerakan yang lain antara lain: Serikat Dagang Islam, Muhammadiyah, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, dan organisasi kepemudaan yang lain. Sehingga banyak anggota organisasi tersebut yang ditangkap oleh Belanda karena mengeluarkan kritikan yang keras dan pertentangan terhadap kebijakan pemerintah Belanda.
c.   Masa Pergantian Kekuasaan Dari Belanda Ke Jepang
Jepang datang ke Indonesia dengan membawa harapan baru karena Jepang datang ke Indonesia mengaku sebagai saudara tua. Apalagi Jepang berhasil mengusir Belanda yang telah sekian lama menguasai Indonesia. Jepang muncul sebagai sebuah kekuatan baru yang bermaksud menguasai dunia, sehingga tidak dapat dihindari lagi pertempuran antara Jepang dan Belanda.
Akhirnya, Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati Subang, Jawa Barat. Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang, maka berakhirlah kekuasaan Belanda di Indonesia. Keadaan ini membuat rakyat Indonesia senang kerena telah berakhirnya penderitaan rakyat pada saat dijajah oleh Belanda. Namun, harapan rakyat Indonesia keliru ternyata Jepang lebih kejam dari penjajah Belanda. Jepang ada di Indonesia hanya selama 3,5 tahun atau juga dikatakan seumur jagung namun dalam waktu sesingkat itu mereka telah melakukan kejahatan yang jauh lebih kejam dari Belanda yang sekian lama menjajah Indonesia. Kekejaman Jepang dapat terlihat dari kebijakan-kebijakannya yaitu:
1.   Kewajiban kerja paksa bagi rakyat Indonesia guna membangun fasilitas-fasilitas Jepang.
2.   Menguras habis hasil pertanian dan perkebunan rakyat Indonesia.
Karena adanya kejadian tersebut maka para tokoh nasional dan rakyat Indonesia bersatu untuk melawan Jepang di antaranya:
1.   Perlawanan yang dilakukan oleh organisasi bentukan Jepang seperti PETA, Barisan Pelopor (Syuisintai)
2.   Perjuangan di bawah tanah (tertutup) secara berkelompak di kota-kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang)
3.   Perjuangan dengan mengorbankan perlawanan bersenjata
D.  Detik-detik Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Latar Proklamasi Indonesia dimulai dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) oleh Amerika serikat dan banyaknya perlawanan dari rakyat Indonesia, sehingga Marsekal Terauchi (Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara) memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Dr. Radjiman Wedjodiningrat untuk datang ke markas Jepang di Dalath (Vietnam) yang intinya Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Kemudian pertemuanpun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disebut juga Dokuritsu Zyunbi Linkai dalam bahasa Jepang). Para pejuang golongan muda tidak menyetujui rapat itu, dan menganggap PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan dari pemberian Jepang.            
Oleh sebab itu, pada tanggal 15 Agustus 1945 golongan muda (Sukarni, Chairul Saleh, dan B.M Diah) mengadakan perundingan yang dipimpin oleh Chairul Saleh. Dalam perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan agar Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia segera dilaksanakan. Hasil dari perundingan tersebut oleh Wikana dan Darwis disampaikan kepada Soekarno dan Hatta. Akan tetapi, hasil dari perundingan tersebut ditolak oleh golongan tua. Oleh sebab itu, pada tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda membawa kedua tokoh nasional tersebut ke Rengasdengklok. Tujuan para pemuda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah agar Soekarno-Hatta terbebas dari pengaruh Jepang.
Selain itu, para pemuda dapat mendesak agar keduanya cepat melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan. Menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945, diperoleh kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili Wikana tentang percepatan Proklamasi Kemerdekaan. Setelah itu, Ahmad Soebardjo menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dan menyakinkan keduanya bahwa Jepang sudah menyerah.
Sampai di Jakarta, Soekarno dan Hatta mengundang PPKI untuk bersidang di Hotel Des Indes, kemudian rapat dipindahkan di kediaman Laksanama Muda Tadashi Maeda. Pada malam itu juga dihasilkan rumusan naskah Proklamasi yang ditulis oleh Soekarno, yang selanjutnya diketik oleh Sayuti Melik. Dan pada pagi harinya tanggal 17 Agustus 1945, jam 10.00, hari Jum’at di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta dibacakan teks proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan dibacakannya teks tersebut, maka bangsa Indonesia menyatakan diri telah merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar